Kerjasama Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan Terkait Perubahan Iklim

By Empie - 23:24



Permasalahan tentang penanganan perubahan iklim dan pengembangan iklim hijau saat ini masih menjadi konsentrasi pemerintah di hampir semua negara. Termasuk di Indonesia dan Korea Selatan. Kedua negara turut berkomitmen mendukung tujuan global untuk mengurangi efek penyebaran polusi yang masih dialami dunia. 

Pada pertemuan 24th Indonesia-Korea Forest Cooperative Committee (IKFCC) yang diselenggarakan secara virtual pada 25 September 2020, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya menyatakan bahwa "Penandatanganan perjanjian Kerangka Kerja Sama Program Prioritas Kehutanan, revitalisasi Korea-Indonesia Forest Center, dan panandatanganan perjanjian proyek rehabitalisasi lahan gambut bekas terbakar, menumbuhkan momentum untuk semakin memajukan kerja sama dengan Korea Selatan di bidang Kehutanan."

Berikut adalah beberapa bentuk kerjasama antara Indonesia dan Korea Selatan terkait masalah perubahan iklim.
  • Pusat Rekreasi Tunak di Lombok
  • Pabrik Biomassa kayu di Banjarbaru, Kalimantan Selatan
  • Proyek REDD+ di Tasik Besar Serkap, Riau 
Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan bersama pemerintah Korea Selatan, dan didukung oleh Global Green Growth Institute juga pernah menggelar “Indonesia-Korea Joint Workshop – Accelerating Climate Technology and Entrepreneurship” melalui video conference. Acara ini bertujuan untuk mengeksplorasi langkah-langkah efektif dalam mendukung wirausaha dengan solusi teknologi iklim. Teknologi menawarkan cara yang lebih efektif dan efisien dalam rangka melaksanakan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim

Korea telah menjadi salah satu pemimpin dalam pengembangan dan inovasi teknologi secara global. Hal ini berkat keterampilan dan investasi yang kuat dalam penelitian dan pengembangan. Dalam hal teknologi iklim, Republik Korea telah berhasil melaksanakan penelitian dan pengembangannya dalam beberapa inovasi ramah iklim, antara lain teknologi baterai isi ulang, carbon capture and storage (CCS) technology, smart grids, dan pengolahan limbah.

Tahun ini Korea Selatan menjadi tuan rumah beberapa acara internasional penting, seperti Kongres Kehutanan Dunia Kelima Belas, dan KTT P4G 2021 atau Kemitraan untuk Pertumbuhan Hijau dan Tujuan Global 2030. Kedua negara juga diharapkan dapat  saling mendukung terutama di tengah Pandemi Covid-19 yang masih belum mereda.

P4G 2021 dilaksanakan pada tanggal 30 - 31 Mei di Seoul. Pertemuan yang digelar secara virtual akibat pandemi COVID-19 itu mengusung tema 'pewujudan visi netralitas karbon melalui pemulihan hijau yang komprehensif'. 

Rapat yang dihadiri oleh 60 orang pemimpin negara dan organisasi internasional itu terbagi dari dua sesi, yaitu sesi rapat tingkat pemimpin dan sesi umum yang dihadiri oleh pejabat pemerintah, organisasi internasional, perusahaan, masyarakat sipil, dan ilmuwan.

P4G adalah jaringan global yang partisipannya terdiri dari pejabat pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil untuk bekerja sama dalam menanggulangi perubahan iklim dan mencapai target pertumbuhan hijau.

Juru Bicara Kantor Kepresidenan Korea Selatan Cheongwadae Park Kyung-mi dalam pengarahan hari Jumat (28/05) memaparkan pertemuan P4G kali ini merupakan pertemuan multilateral di bidang lingkungan yang pertama diselenggarakan oleh Korea Selatan di tengah pandemi COVID-19, dan akan menjadi kesempatan untuk memperkenalkan kepemimpinan konprehensif Korea Selatan dalam menciptakan dan melaksanakan kebijakan iklim di masyarakat global.

Informasi lebih lengkap tentang P4G Seoul Summit 2021 bisa kunjungi langsung https://2021p4g-seoulsummit.kr/ atau Instagram @2021p4gSeoulSummit 



source : sitinurbaya.com, fiskal.kemenkeu.go.id

  • Share:

You Might Also Like

0 comments